Peneliti Temukan Bukti Monyet Juga Bisa Mengalami Cacat Lahir karena Zika
Hingga kini belum ada satupun peneliti yang dapat menjelaskan mekanisme pasti di balik cacat lahir yang diakibatkan virus Zika pada manusia. Akan tetapi penelitian terbaru sudah menemukan dampak paparan Zika pada hewan, yaitu monyet.Berawal dari upaya yang dilakukan peneliti dari University of Washington Center for Innate Immunity and Immune Disease ketika mencari pengobatan terbaik untuk melumpuhkan virus Zika.
Pertama-tama mereka menyuntikkan virus Zika dalam dosis cukup tinggi ke lima titik di lengan monyet jenis pigtail macaque berusia 9 tahun yang sedang mengandung. Usia kandungannya saat itu telah memasuki trimester ketiga.
Sang induk tampak baik-baik saja, tidak memperlihatkan adanya gejala ruam atau demam. Akan tetapi dari pengamatan dengan ultrasound dan MRI, janin monyet tersebut telah memperlihatkan tanda-tanda kerusakan otak hanya dalam kurun 10 hari setelah diinfeksi.
Tanda-tandanya antara lain munculnya lesi pada otak, ukuran kepala yang tampak lebih kecil dari normal, gejala pertumbuhan otak yang melambat, dan cedera pada sebagian sel saraf yang disebut axon.
Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bukti adanya materi genetik virus Zika di dalam jaringan otak dan hati si janin, tetapi juga di otak, hati, mata dan limpa sang induk.
Temuan ini adalah untuk pertama kalinya membuktikan bahwa monyet juga bisa memperlihatkan gejala 'sindrom Zika kongenital', istilah untuk serangkaian gangguan kesehatan yang berkaitan dengan infeksi Zika dalam kandungan.
"Ini tidak hanya memastikan jika infeksi Zika memang berbahaya, tetapi juga memberikan model realistis untuk mengembangkan terapi terbaik atau mungkin vaksin untuk mencegah cacat lahir akibat Zika," tutur Dr Kristina Adams Waldorf seperti dilaporkan Seattle Times.
Percobaan dengan menggunakan primata seperti monyet dirasa penting karena kemiripan proses kehamilannya dengan manusia, dibandingkan bila misalnya kehamilan pada hewan lain seperti tikus.